Jumat, 30 Maret 2012

contoh proposal skripsi


PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PEMISAHAN KELAS LAKI-LAKI DENGAN PEREMPUAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MEREKA PADA MATA PELAJARAN FIQIH
(Penelitian di kelas VII SMP Terpadu Al Hasan Kelurahan Bolenglang Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis Jawa Barat)

                                         Oleh    : Izal Faizal Amin
NPM   : 08031806

A.      Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segala asfeknya. Definisi ini mencakup kependidikan yang melibatkan guru maupun yang tidak melibatkan guru (pendidik), mencakup pendidikan formal dan non formal (Tafsir, 1990:6). Berkaitan dengan masalah pendidikan, undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab II Pasal 3, dijelaskan bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggungjawab.


Hal tersebut sejalan dengan pendapat (Raharjo, 1992:430) “pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan dan membentuk ciri-ciri manusia, dilatih keterampilannya, dikembangkan persepsinya mengenai moralitas dan bentuk kepribadiannya baik secara langsung maupun tidak lansung”.
SMPT merupakan jalur pendidikan Formal yang berada dibawah naungan Dinas pendidikan dan merupakan sekolah umum, sama halnya dengan SMP yang tidak Terpadu. Tetapi di SMPT dengan keterpaduannya meskipun sekolah umum lebih mengedepankan pendidikan agamanya, hal ini dikarenakan SMPT kebanyakannya berada dibawah naungan yayasan Pondok Pesantren.
Kemunculan sekolah Umum yang Mengatasnamakan Terpadu awal mulanya karena sangat kuatnya persaingan di dunia pendidikan dan ternyata sekolah umum lebih diminati daripada sekolah yang berbasis agama, bahkan sekolah yang berbasis agama sudah mulai berkurang dan keberadaannya sudah hampir hilang. Alasan memilih sekolah umum katanya lebih diakui dibanding dengan sekolah yang berbasis agama. Untuk mengsiasati hal tersebut para cendikia muslim sepakat untuk mengadakan sekolah umum yang berbasis agama yaitu dengan menambahkan keterpaduan didalamnya.
Pelajaran Fiqih Merupakan salah satu pelajaran keagamaan dari sekian banyaknya pelajaran agama yang ada disetiap sekolah islam. Sama halnya dengan SMPT meskipun sekolah umum tapi pelajaran Fiqih merupakan pelajaran terpisah sama halnya dengan pelajaran umum lainnya. Dengan ilmu fiqih kita bisa beribadah kepada Allah dengan baik dan benar dan sesuai dengan ketentuan agama. Bila seseorang beribadah sesuai dengan ketentuan fiqih maka sudah tentu ibadahnya diterima oleh Allah SWT, dan sebaliknya bila seseorang beribadah tanpa ketentuan fiqih maka segala amal ibadahnya ditolak dan tidak diterima.
Keberhasilan suatu proses belajar mengajar dapat dilihat dari sistem pengajaran dan sistem pendidikan, juga dapat dilihat dari pendidikan yang diterima peserta didik, oleh Benyamin Bloom dikategorikan kedalam 3 bagian, yaitu : asfek kognitif, afektif, dan psikomotor (Sujana, 2005:46). Mengenai hasil kognitif dan afektif peserta didik dapat dilihat melalui prestasi belajar, sedangkan asfek psikomotor dapat dilihat dari prilaku mereka sehari-hari.
Di SMP Terpadu Al Hasan penempatan kelasnya terpisah antara laki-laki dan perempuan, dimana setiap angkatan terdiri dari dua kelas yaitu kelas yang dihuni oleh peserta didik laki-laki saja dan kelas yang dihuni oleh perempuan saja.
Dengan adanya pemisahan kelas berdasarkan jenis kelamin ternyata ada nilai positif dan nilai negatifnya. Nilai positifnya yaitu mendidik peserta didiknya untuk lebih bertatakrama, bahwa betemu dan bertatap muka lansung dengan lawan jenis yang bukan muhrim itu tidak dibenarkan dalam agama.  Dengan kelas terpisah juga supaya para anak didik terbiasa untuk selalu terhindar dari pergaulan bebas yang sangat mencemaskan masa depan anak bangsa. Nilai negatifnya yaitu peserta didik laki-laki ternyata dalam proses menuju ke tahap dewasa sangat lambat sekali dibanding dengan siswi perempuan, dan juga peserta didik laki-laki semangat dalam menuntut ilmu sangat jauh sekali dengan siswi perempuan, hal ini mungkin kurangnya motivator dari linkungan dan anak seusianya. Dari segi prestasi apalagi peserta didik perempuan mendominasi dibandingkan anak laki-laki.  Untuk itu dalam menanggapi masalah inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan mengajukan pokok bahasan “PENGARUH PEMISAHAN KELAS LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MEREKA PADA MATA PELAJARAN PIQIH” (Penelitian di kelas VII SMP Terpadu Al Hasan Kelurahan Bolenglang Kec./Kab. Ciamis Jawa Barat). Tahun ajaran 2011/2012.








B.  Perumusan Masalah
Berdasarkan fenomena yang telah dijelaskan diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1.        Bagaimana dampak pemisahan kelas berdasarkan jenis kelamin di  SMP Terpadu Al Hasan?
2.        Bagaimana proses pembelajaran di SMP Terpadu Al Hasan?
3.        Bagaimana efektivitas penerapan kelas terpisah antara laki-laki dengan perempuan di SMP Terpadu Al Hasan?
C.  Tujuan Penelitian
Untuk dapat melaksanakan penelitian dengan baik dan mengenai sasaran, maka penelitian harus mempunyai tujuan. Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah ingin mendeskripsikan dan menganalisis:
1.        Dampak pemisahan kelas berdasarkan jenis kelamin di  SMP Terpadu Al Hasan.
2.        Proses pembelajaran di SMP Terpadu Al Hasan.
3.        Efektivitas penerapan kelas terpisah antara laki-laki dengan perempuan di SMP Terpadu Al Hasan.
D.  Kegunaan Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan yakni:
1)        Kegunaan secara teoritik
a)    Secara teoritik mencoba menguji pengembangan strategi dan metode serta media pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan keberhasilan dalam proses pembelajaran.
b)   Bagi peneliti, penelitian ini merupakan media untuk belajar memecahkan masalah secara ilmiah dan memberikan sumbangan pemikiran berdasarkan disiplin ilmu yang diperoleh di bangku kuliah.
c)    Bagi civitas akademika dapat menambah informasi, sumbangan pemikiran dan bahan kajian dalam penelitian.
2)        Kegunaan secara praktis.
Sebagai bahan masukan atau sumbangan pemikiran bagi kepala sekolah, pendidik dan pengelola SMP Terpadu Al Hasan dalam meningkatkan mutu pendidikan.
E.       Tinjauan Pustaka
1.    Pembelajaran
Pengertian Pembelajaran
      Pembelajaran adalah upaya untuk belajar. Kegiatan ini akan mengakibatkan peserta didik mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien. Sebagaimana hal yang disebutkan oleh (Nababan, 1997: 24-25) bahwasannya arti pembelajaran adalah nominalisasi proses untuk membelajarkan. Seharusnya pembelajaran bermakna “proses membuat atau menyebabkan orang lain belajar.
Adapun menurut (Hamalik, 1995:57), Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran, dalam hal ini manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari peserta didik, guru dan tenaga lainnya, materi meliputi; buku-buku, papan tulis dan lain-lainnya. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas dan audiovisual. prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek belajar, ujian dan sebagainya.
Pembelajaran disebut juga sebagai proses perilaku dengan arah positif untuk memecahkan masalah personal, ekonomi, sosial dan politik yang ditemui oleh individu, kelompok dan komunitas. Dalam hal ini perilaku diartikan sebagai sikap, ide, nilai ,keahlian dan minat individu. Sedangkan arah positif merujuk kepada apa yang meningkatkan diri, orang lain dan komunitas. Pembelajaran memungkinkan individu, kelompok, atau komunitas menjadi entities yang berfungsi, efektif dan produktif di dalam masyarakat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran (proses belajar mengajar) adalah suatu aktifitas (upaya) seorang pendidik yang disengaja untuk memodifikasi (mengorganisasikan) berbagai komponen belajar mengajar yang diarahkan tercapainya tujuan yang ditentukan. Dari istilah proses belajar dan mengajar terdapat hubungan yang sangat erat. Bahkan terjadi kaitan dan interaksi saling pengaruh-mempengaruhi dan saling menunjang satu sama yang lain adapun tujuan belajar merupakan kriteria untuk mencapai derajat mutu dan efisiensi pembelajaran itu sendiri.
Perbuatan belajar adalah proses yang komplek. Proses itu sendiri sulit diamati, namun perbuatan atau tindakan belajar dapat diamati berdasarkan perubahan tingkah laku yang dihasilkan oleh tindakan belajar tersebut. Karena itu, untuk memahami suatu perbuatan belajar diperlukan kajian terhadap perbuatan itu secara unsuriyah. Dengan kata lain, setiap perbuatan belajar mengandung beberapa unsur, yang sifatnya dinamis. Unsur-unsur tersebut dikatakan dinamis karena dapat berubah-ubah, dalam arti dapat menjadi lebih kuat atau menjadi lebih lemah. Kedinamisan ini dipengaruhi oleh kondisi-kondisi yang ada dalam diri peserta didik dan yang ada di luar peserta didik bersangkutan. Perubahan unsur-unsur tersebut sudah tentu ada pengaruhnya terhadap kegiatan belajar dan hasil yang diperoleh. Unsur-unsur yang terkait dalam proses belajar mengajar terdiri dari:
a. Motivasi belajar peserta didik
Dalam pembelajaran harus ada upaya-upaya agar motivasi yang sudah ada pada diri pembelajaran tetap terpelihara dan ditingkatkan karena motivasi berguna untuk menghubungkan pengalaman yang lama dengan bahan pelajaran yang baru, sebab setiap peserta didik datang ke kelas dengan latar belakang yang berbeda-beda. Dengan motivasi, peserta didik tidak mengalami dalam belajar dan merasa terdorong untuk mempelajari bahan-bahan baru,
b. Bahan ajar
Bahan belajar yang tersedia harus mendukung bagi pencapaian tujuan belajar peserta didik karena itu penggunaan bahan belajar harus selektif dan disesuaikan dengan komponen-komponen lainnya.
c. Alat bantu ajar
Alat bantu belajar perlu dikembangkan agar masing-masing peserta didik biasa kompetitif. Sebab dengan kompetitif yang sehat akan memungkinkan setiap peserta didik dapat berprestasi secara maksimal dan dapat mencapai prestasi yang setinggi mungkin
d. Suasana belajar
Suasana belajar penting artinya bagi kegiatan belajar. Suasana yang menyenangkan dapat menumbuhkan kegairahan belajar, sedangkan suasana yang kacau, ramai, tak tenang dan banyak gangguan, sudah tentu tidak menunjang kegiatan belajar yang efektif. Karena itu, guru dan peserta didik senantiasa dituntut agar menciptakan suasana lingkungan belajar yang baik dan menyenangkan, menantang dan menggairahkan. Hal ini berarti bahwa suasana belajar turut menentukan motivasi, kegiatan, keberhasilan belajar peserta didik.
e. Kondisi subyek peserta didik
            Kondisi subyek dapat dibedakan atas kondisi fisik ataupun psikis, kondisi fisik meliputi ukuran tubuh, kekuatan tubuhnya, kesehatannya, aspirasinya dan harapannya oleh karena itu kondisi peserta didik perlu diperhatikan. Dari kelima unsur inilah, yang bersifat dinamis serta sering berubah, menguat atau melemah dan yang mempengaruhi proses belajar tersebut.  Sedangkan unsur-unsur dinamis pada guru meliputi:
a. Motivasi membelajarkan Peserta didik
            Guru harus memiliki motivasi untuk membelajarkan peserta didik. motivasi itu timbul dari kesadaran yang tinggi untuk mendidik para peserta didik agar lebih baik, jadi guru harus memiliki hasrat untuk menyiapkan peserta didik menjadi pribadi yang memiliki pengetahuan dan kemampuan.
b. Kondisi Guru Siap Membelajarkan Peserta didik
Guru perlu memiliki kemampuan dalam proses pengajaran selain kemampuan dalam proses pengajaran, kemampuan kepribadian dan kemampuan kemasyarakatan. Maka guru perlu berupaya meningkatkan kemampuannya agar senantiasa berada dalam kondisi siap membelajarkan peserta didik.


2.    Prestasi Belajar
a.         Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni "prestasi" dan "belajar", mempunyai arti yang berbeda. Untuk memahami lebih jauh tentang pengertian prestasi belajar, peneliti menjabarkan makna dari kedua kata tersebut.
Prestasi adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual atau kelompok. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Sedangkan Saiful Bahri Djamarah dalam bukunya Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru,yang mengutip dari Mas'ud Hasan Abdul Qahar, bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Dalam buku yang sama Nasrun Harahap, berpendapat bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan peserta didik berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada peserta didik.
Dari pengertian di atas bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenagkan hati yang diperoleh dengan jalan bekerja. Selanjutnya pengertian belajar, untuk memahami pengertian tentang belajar berikut dikemukakan beberapa pengertian belajar diantaranya : Menurut Slameto, dalam bukunya Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya bahwa belajar ialah "Suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Muhibbinsyah, menambahkan dalam bukunya Psikologi Belajar, bahwa belajar adalah "tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatife menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif". Begitu juga menurut James O. Whitaker yang dikutip oleh Wasty Soemanto, dalam bukunya Psikologi Pendidikan, memberikan definisi bahwa belajar adalah "proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman". Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan mengalami perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Adapun pengertian prestasi belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah "penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Dalam hal ini prestasi belajar merupakan suatu kemajuan dalam perkembangan peserta didik setelah ia mengikuti kegiatan belajar dalam waktu tertentu. Seluruh pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan perilaku individu terbentuk dan berkembang melalui proses belajar.
Jadi prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh peserta didik selama berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu, umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka) dari guru kepada peserta didik sebagai indikasi sejauhmana telah menguasai materi pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf, atau kalimat dan terdapat dalam periode tertentu.
b.   Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Aktivitas belajar peserta didik tidak selamanya berlangsung wajar, kadang-kadang lancar dan kadang-kadang tidak, kadang-kadang cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa sulit untuk dipahami. Dalam hal semangat pun kadang-kadang tinggi dan kadang-kadang sulit untuk bisa berkosentrasi dalam belajar. Demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap peserta didik dalam kehidupannya sehari-hari di dalam aktivitas belajar mengajar.
Setiap peserta didik memang tidak ada yang sama, perbedaan individual inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan peserta didik, sehingga menyebabkan perbedaan dalam prestasi belajar.
Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya terdapat sejumlah faktor yang saling mempengaruhi. Tinggi rendahnya prestasi
belajar peserta didik tergantung pada faktor-faktor tersebut.
M. Alisuf Sabri dan Muhibbinsyah, mengenai belajar ada berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar peserta didik di sekolah, secara garis besarnya dapat dibagi kepada dua bagian, yaitu :
a.  Faktor Internal (faktor dari dalam diri peserta didik), meliputi keadaan kondisi jasmani (fisiologis), dan kondisi rohani (psikologis)
b.  Faktor Eksternal (faktor dari luar diri peserta didik), terdiri dari faktor lingkungan, baik sosial dan non sosial dan faktor instrumental.
Sedangkan menurut Muhibbinsyah, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Faktor Internal (faktor dari dalam diri peserta didik), yakni keadaan/kondisi jasmani atau rohani peserta didik
2. Faktor Eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan sekitar peserta didik.
3. Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
            Adapun yang tergolong faktor internal adalah :
a. Faktor Fisiologis
Keadaan fisik yang sehat dan segar serta kuat akan menguntungkan dan memberikan hasil belajar yang baik. Tetapi keadaan fisik yang kurang baik akan berpengaruh kepada peserta didik dalam keadaan belajarnya.
b. Faktor Psikologis
Yang termasuk dalam faktor psikologis adalah intelegensi, perhatian, minat, motivasi dan bakat yang ada dalam diri peserta didik.
1. Intelegensi, faktor ini berkaitan dengan Intellegency Question (IQ) seseorang
2. Perhatian, yang terarah dengan baik akan menghasilkan pemahaman dan kemampuan yang mantap.
3. Minat, Kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
yang besar terhadap sesuatu.
3.    Motivasi, merupakan keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.
4.    Bakat, kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yag akan datang.
            Adapun yang termasuk golongan faktor eksternal adalah :
a. Faktor Sosial, yang terdiri dari :
1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan sekolah
3. Lingkungan masyarakat
b. Faktor Non Sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non social adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alatalat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan peserta didik. Faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar peserta didik.
c. Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan peserta didik dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar peserta didik di sekolahnya sifatnya relative, artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini terjadi karena prestasi belajar peserta didik sangat berhubungan dengan faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Kelemahan salah satu faktor, akan dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar. Dengan demikian, tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai peserta didik di sekolah didukung oleh faktor internal dan eksternal seperti tersebut di atas.
3.    Problematika dan Solusi Dalam Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, tidak terlepas dari adanya problematika dihadapi oleh para pengajar, para peserta didik dan alat pembelajaran. Problem sangat beragam sehingga problem dari kelas yang lain tidak sama, begitu juga dengan problem pembelajaran dikelas.
 Berikut ini paparan singkat tentang problem pembelajaran dikelas. Secara umum yang tentunya perlu diketahui oleh para guru dan para peserta didik dalam pembelajaran. Dengan demikian guru dapat mempersiapkan solusi-solusi alternatif untuk mencapai pembelajaran yang efektif dan efisien.
a. Dari pihak guru
1. Guru tidak memahami metodologi pembelajaran yang terus berkembang sehingga guru kurang memahami materi yang diajarkan. Untuk mengatasi masalah itu guru harus menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan.
2. Guru kurang konsisten dalam penerapan tahapan-tahapan metode yang ada dalam buku sumber maupun rujukan yang lain.
3. Guru tidak memahami psikologi peserta anak didiknya sehingga proses pembelajaran berjalan kaku dan tidak menarik bagi peserta didik. Untuk mengatasi masalah psikologi anak didik diharapkan seorang guru mengenal watak atau karakter peserta didik sehingga membantu aspek-aspek pribadi para peserta didik untuk meningkatkan kreatifitas pembelajaran dikelas.
b. Dari pihak peserta didik
1. Peserta didik tidak memiliki kemauan yang kuat untuk belajar, karena kurangnya dukungan yang kuat dari orang-orang terdekat. Untuk mengatasi hal tersebut peserta didik hendaknya dijelaskan tentang tujuan atau manfaat dari pembelajaran tersebut
2. Latar belakang lingkungan yang kurang mendukung kemajuan prestasi belajar. Untuk mengatasi problem tersebut peserta didik harus mempunyai prasyarat. Dalam hal ini, peserta didik harus mempunyai motivasi belajar dengan upaya pembelajaran.
3. Peserta didik tidak memiliki rasa percaya diri terutama dalam pembelajaran di kelas, ini dikarenakan orang yang sedang belajar, yang utama harus memiliki rasa percaya diri untuk berkomunikasi tanpa hal itu peserta didik akan sulit berkembang dalam  mengatasi hal ini para peserta didik diperbolehkan untuk berbicara,
4.  Efektifitas Kelas Terhadap Pembelajaran
1.  Pengertian Efektifitas
Ketika kita berbicara tentang efektif, kita akan mengalami kesulitan dalam memberikan makna. Di mana efektifitas tidak memiliki patokan makna yang  pasti  dalam  pengukurannya  berikut  ini  ada  beberapa definisi efektifitas   .Menurut  ensiklopedia Indonesia adalah tujuan, suatu usaha.
Menurut (Handoko,1987:30),  efektifitas  adalah  kemampuan  untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.  Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwasannya efektifitas adalah suatu upaya untuk mengetahui berhasil tidaknya pelaksanaan pembelajaran di suatu kelas, khususnya baik dari segi proses maupun hasil.


2.  Keterkaitan kelas dengan keefektifan dalam pembelajaran
Belajar akan lebih efektif apabila peserta didik dalam  keadaan siap untuk  belajar. Dengan adanya persiapan, maka yang bersangkutan akan melakukan kegiatan belajar dengan sepenuh hati, sehingga akan memperlancar proses dan  meningkatkan hasil belajarnya. Kesiap siagaan ini mencakup kesiapan mental, kesiapan bahan  atau  materi,  kesiapan  pengetahuan  yang  terkait,  dan  kesiapan  instrumen  (peralatan) yang dibutuhkan untuk belajar.
Bagi pelaku kegiatan ini (belajar)  hendaknya  menggunakan  pengetahuan  yang  sudah  dimiliki  atau  mencoba  mengenal materi yang akan dipelajari (dengan membaca lebih dahulu sebelum mengikuti pembelajaran). Bagi  seorang  pengajar  yang  baik  hendaknya  mengetahui  dan  memahami tujuan-tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran. Sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga dapat menentukan metode yang  tepat dalam pengetahuan pembelajaran.
Menetapkan  materi  atau  bahan  pengajaran  dalam  perencanaan  mengajar tidak akan menemui banyaknya kesulitan, asal tujuan pembelajaran  dirumuskan  secara  jelas  dan  terdapatnya  sumber  yang  berkenaan  dengan  bahan tersebut.
Materi atau bahan pembelajaran yang dipelajari peserta didik tidak terlepas dari syarat-syarat memilih atau menetapkan materi pelajaran, yaitu:
a.  Tujuan pengajaran
Materi  pelajaran  hendaknya  ditetapkan  dengan  mengacu  pada  tujuan tujuan instruksional yang ingin dicapainya.
b.  Pentingnya bahan
Materi yang diberikan hendaknya merupakan bahan yang betul- betul penting baik dilihat dari tujuan yang ingin dicapai maupun fungsinya  untuk mempelajari
bahan berikutnya.
c.  Nilai praktis
Materi yang dipilih hendaknya bermakna bagi peserta didik, dalam arti  mengandung nilai praktis atau bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
a.    Tingkat perkembangan peserta didik  
Kedalaman dan keluasan materi dipertimbangkan dengan jenjang sekolah dan perkembangan psikologi peserta didik.
b.    Tata urutan  
Materi  yang  diberikan  hendaknya  ditata  dalam  urutan  yang  memudahkan  untuk  mempelajari  keseluruhan  materi  pelajaran  (sistematis).
F.     Kerangka Pemikiran
Pembelajaran merupakan satu jalan untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Banyak hal yang sangat mendukung dalam tercapainya tujuan pendidikan, diantaranya adalah kelas. Kelas murupakan sarana pembelajaran yang mendukung dalam pembelajaran, bila suasana di kelas nyaman, akan memudahkan dalam proses belajar mengajar. Begitupun dengan kaeadaan didalam kelas selain fasilitasnya yang kumplit, juga factor penghuninya. Apabila suatu kelas dihuni oleh peserta didik yang aktif, maka akan mudah untuk menyampaikan pembelajaran, dan akan menjadikan peserta didiknya berprestasi.
Suasana belajar penting artinya bagi kegiatan belajar. Suasana yang menyenangkan dapat menumbuhkan kegairahan belajar, sedangkan suasana yang kacau, ramai, tak tenang dan banyak gangguan, sudah tentu tidak menunjang kegiatan belajar yang efektif. Karena itu, guru dan peserta didik senantiasa dituntut agar menciptakan suasana lingkungan belajar yang baik dan menyenangkan, menantang dan menggairahkan. Hal ini berarti bahwa suasana belajar turut menentukan motivasi, kegiatan, keberhasilan belajar peserta didik.
Demi tercapainya tujuan pembelajaran sangat penting adanya sebuah motivasi yang tinggi pula supaya peserta didik mampu belajar dan mempelajari mata pelajaran dengan baik dan benar supaya output yang tinggi dapat dicapai.
Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa kelas sebagai sarana pembelajaran akan berperan penting dalam meningkatkan suasana kelas yang harmonis, sehingga pemisahan kelas berdasarkan jenis kelamin memiliki nilai efektivitas yang tinggi. Sehingga kerangka berfikirnya adalah sebagai berikut:


 














Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir

G.    Langkah-langkah Penelitian
1.    Lokasi dan waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Terpadu Al Hasan yang berlokasi di dusun Bolenglang kelurahan Kertasari kec./kab. Ciamis, dengan pertimbangan bahwa loksai tersebut merupakan tempat domisili penulis, sehingga mempermudah untuk mendapatkan data-data yang diperlukan.
Sedangkan waktu penelitian direncanakan dapat diselesaikan dalam jangka waktu tiga bulan, yaitu mulai bulan Februari sampai dengan Mei 2012. Kegiatan penelitian tersebut akan mengikuti agenda sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1. Agenda Kegiatan
No.
Jadwal Pelaksanaan

Maret
April
Mei
Minggu ke
Minggu ke
Minggu ke
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1.
Persiapan












2.
Pelaksanaan Penelitian












3.
Pengumpulan Data












4.
Pengolahan Data












5.
Penyusunan Laporan












6.
Interpretasi Hasil Penelitian














2.        Metode Penelitian
Menurut jenisnya, penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research), yakni suatu penelitian yang bertujuan melakukan studi yang mendalam tentang suatu unit sosial sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisir dengan baik dan lengkap mengenai unit sosial tersebut (Arikunto, 1998: 145).
Sedangkan pendekatan yang digunakan ialah pendekatan kualitatif. Yakni berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu.
3.        Teknik Pengumpulan Data
Adapun beberapa tehnik yang bisa digunakan untuk mengumpulkan data satu sama lain mempunyai fungsi yang berbeda dan hendaknya dipergunakan secara tepat dengan tujuan penelitian. Data penelitian terkait pengumpulan data yang dipakai adalah:
a.       Metode Observasi.
Observasi sebagai alat pengumpul data, banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu, proses belajar mengajar, ataupun proses terjadinya sesuatu yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. (Sudjana. Ibrahim, 1989: 109 ).
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran umum pembelajaran di SMP Terpadu Al Hasan, dan untuk mengetahui kondisi fisik sarana dan prasarana dari obyek penelitian, maka penulis menggunakan metode observasi secara langsung (Hadi, 1990: 136 )
b.      Metode Dokumentasi.
Metode dokumentasi adalah suatu metode atau cara pengambilan data yang diperoleh di tempat penyimpanan dokumen. Dalam melaksanakan metode ini peneliti menyelidiki benda-benda, data yang tidak mungkin diperoleh dengan menggunakan interview dan observasi.( Sutrisno Hadi, 1990: 136).
c.       Metode Interview.
Metode interview adalah alat pengumpul data dengan cara berdialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) kepada terwawancara untuk memperoleh informasi yang dilaksanakan langsung tanya jawab dengan sumber data. (Suharsimi Arikunto, 1998: 145).
Metode ini digunakan untuk memperoleh atau meneliti data seseorang, misalnya : latar belakang murid, orang tua, perhatian pendidikan dan sikap terhadap sesuatu.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya jawab dan suatu komunikasi verbal semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. (Suharsimi Arikunto, 1998: 145).
d.      Metode Angket.
Metode ini digunakan untuk menjaring data yang akan dianalisis dalam penelitian dan berkaitan dengan efektivitas penerapan kelas terpisah berdasarkan jenis kelamin.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

syukran ,,,